DONATE

Berkah Memuliakan dan Berbagi di Hari Asyura


Berkah Memuliakan dan Berbagi di Hari Asyura
Ilustrasi: Santunan Yatim

Lazisnu Kota Pasuruan-Kisah Hikmah Keberkahan Memuliakan dan Berbagi di Hari Asyura

وَحكَى الْيَافِعِيُّ أَنَّهُ كَانَ فِي الرَّيِّ قاضٍ غَنِيٍّ، فَجَاءَهُ فَقِيْرٌ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ لَهُ: أَعَزَّ اللهُ الْقَاضِيَ أَنَا رَجُلٌ فَقِيْرٌ ذُوْ عِيَالٍ، وَقَدْ جِئْتُكَ مُسْتَشْفِعًا بِحُرْمَةِ هَذَا الْيَوْمِ لِتُعْطِيَنِيْ عَشْرَةَ أَمْنَانِ خُبْزٍ وَخَمْسَةَ أَمْنَانِ لَحْمٍ، وَدِرْهَمَيْنِ، فَوَعَدَهُ الْقَاضِيْ بِذَلِكَ إِلَى وَقْتِ الظُّهْرِ،

Imam Yafi’i menceritakan : Bahwasanya di kota Array (kota kuna terletak di Iran Utara) terdapat Qadhi yg kaya-raya. Suatu hari kebetulan hari Asyura’ datanglah seorang faqir. Berkatalah si miskin tadi, “Semoga Allah memulyakan tuan Qadhi, Wahai tuan Qadhi, adalah saya seorang faqir yg mempunyai tanggungan keluarga. Demi kemuliaan hari ini, saya meminta pertolongan dari tuan agar tuan memberi saya sepuluh keping roti, lima potong daging dan uang dua dirham”. Sang Qadhi menjanjikan akan memberinya pada waktu dhuhur.

فَرَجَعَ فَوَعَدَهُ إِلَى الْعَصْرِ، فَلَمَّا جَاءَ وَقْتُ الْعَصْرِ لَمْ يُعْطِهِ شَيْئًا،

Orang faqir itu pun kembali pada waktu dhuhur kepada sang Qadhi, tapi sang Qadhi menjanjikannya sampai waktu Ashar. Dan ketika datang waktu Ashar, sang Qadhi tidak memberikan apa-apa

فَذَهَبَ الْفَقِيْرُ مُنْكَسِرَ الْقَلْبِ،

Maka pergilah si faqir dengan patah hati

فَمَرَّ بِنَصْرَانِيٍّ جَالِسٍ بَابَ دَارِهِ فَقَالَ لَه: بِحَقِّ هَذَا الْيَوْمِ أَعْطِنِيْ شَيْئًا

Maka si faqir melewati seorang nashrani yg sedang duduk2 di hadapan pintu rumahnya. Berkatalah si faqir kepada si nashrani: “Demi keagungan ini hari, berilah saya sesuatu.”

فَقَال النَّصْرَانِيُّ: وَمَا هَذَا الْيَوْمُ؟

Si Nashrani bertanya, “Hari apakah hari ini?”

فَذَكَرَ لَهُ الْفَقِيْرُ مِنْ صِفَاتِهِ شَيْئًا،

Maka si faqirpun menerangkan sebagian keutamaan2 hari Asyura’.

فَقَالَ لَهُ النَّصْرَانِيُّ: اُذْكُرْ حَاجَتَكَ فَقَدْ أَقْسَمْتَ بِعَظِيْمِ الْحُرْمَةِ،

Berkata si Nashrani, “Katakan apa hajatmu, karena engkau telah bersumpah dengan agungnya kemuliaan hari Asyura."

فَذَكَرَ لَهُ الْخُبْزَ وَاللَّحْمَ وَالدِّرْهَمَيْنِ،

Maka si faqir menuturkan kepada si nashrani (kebutuhannya, yaitu) sepuluh keping roti, lima potong daging dan uang dua dirham

فَأَعْطَاهُ عَشْرَةَ أَقْفِزَةِ حِنْطَةٍ وَمِائَةً مِنْ لَحْمٍ وَعِشْرِيْنَ دِرْهَمًا وَقَالَ: هَذَا لَكَ وَلِعِيَالِكَ مَا دُمْتُ حَيًّا فِيْ كُلِّ شَهْرٍ، كَرَامَةً لِهَذَا الْيَوْمِ،

Maka si nashranipun memberi si faqir sepuluh qafizah (nama takaran, kurang lebih 12 sha`) gandum, seratus potong daging dan uang dua puluh dirham seraya berkata: “Ini untuk kamu dan keluarga kamu, selagi aku masih hidup (akan aku beri) setiap bulan, karena kemuliaan hari ini.”

فَذَهَبَ الْفَقِيْرُ إِلَى مَنْزِلِهِ،

Dan pulanglah si faqir ke rumahnya :

فَلَمَّا جُنَّ اللَّيْلُ وَنَامَ الْقَاضِيْ سَمِعَ هَاتِفًا يَقُوْلُ: اِرْفَعْ رَأْسَكَ فَرَفَعَ رَأْسَهُ، فَأَبْصَرَ قَصْرًا مَبْنِيًّا بِلَبِنَةٍ مِنْ ذَهَبٍ وَلَبِنَةٍ مِنْ فِضَّةٍ، وَقَصْرًا مِنْ يَاقُوْتَةٍ حَمْرَاءَ يَبِيْنُ ظَاهِرُهُ مِنْ بَاطِنِهِ، فَقَالَ: إِلَهِيْ مَا هَذَانِ الْقَصْرَانِ؟ فَقِيْلَ لَهُ: هَذَانِ كَانَا لَكَ لَوْ قَضَيْتَ حَاجَةَ الْفَقِيْرِ، فَلَمَّا رَدَدْتَهُ صَارَا لِفُلَانٍ اَلنَّصْرَانِيِّ، قَالَ: فَانْتَبَهَ الْقَاضِيْ مَرْعُوْبًا يُنَادِيْ بِالْوَيْلِ وَالثُّبُوْرِ،

Ketika malam tiba dan sang Qadhi tidur dan bermimpi mendengar suara seseorang yg tidak terlihat orangnya, orang itu berkata : “Angkat kepalamu!”. Maka sang qadhipun mengangkat kepalanya, tiba2 dia melihat dua buah istana yg dibangun dari batu2 berbalut emas dan sebuah lagi dibangun dari yaqut merah. Ia bertanya, “Ya Tuhan, apa dua istana ini ?”. Terdengar jawaban, “Keduanya untuk kamu andaikan saja kamu mau memenuhi hajat si faqir. Maka ketika kamu menolak dia, kini istana itu milik seorang Nashrani ”.

فَغَدَا إِلَى النَّصْرَانِيِّ فَقَالَ لَهُ: مَاذَا فَعلتَ الْبَارِحَةَ مِنَ الْخَيْرِ؟

Sang Qadhipun pergi ke rumah si nashrani seraya bertanya kepadanya, “Amal kebaikan apakah gerangan yg kau buat tadi siang ?”

فَقَالَ: وكَيْفَ ذَلِكَ؟

Si nashrani bertanya: “Ada apa gerangan ?”

فَذَكَرَ لَهُ الرُّؤْيَا ثم قال له: بِعْنِيْ الْجَمِيْلَ الَّذِيْ عَمِلْتَهُ مَعَ الْفَقِيْرِ بِمِائَةِ أَلْفِ دِرْهَمٍ،

Maka sang qadhipun menceritakan mimpinya, kemudian dia berkata kepada si nashrani: “Juallah amal baik yg engkau perbuat terhadap si faqir kepadaku dengan harga seratus ribu dirham!”

فَقَالَ: أَيُّهَا الْقَاضِيْ كُلُّ مَقْبُوْلٍ غالٍ لَا أَبِيْعُ ذَلِكَ بِمِلْءِ الْأَرْضِ كُلِّهَا أَتَبْخَلُ عَلَيَّ بِالْقَصْرَيْنِ؟

Kata si Nashrani: “Wahai Qadhi, setiap amal yg diterima adalah mahal, aku tidak akan menjualnya sekalipun dengan harga bumi serta seisinya, apakah kamu kikir (sayang / tidak mau memberikan) kedua istana itu untukku?”

فَقَالَ: أَنْتَ لَسْتَ بِمُسْلِمٍ،

Sang qadhipun berkata: “Bukankah engkau bukan orang Islam?”

فَقَطَعَ الزُّنَّارَ وَقَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَأَنَّ دِيْنَهُ هُوَ الْحَقُّ.

Ketika itu juga orang Nashrani itu memotong ikat pinggangnya, dan mengucapkan dua kalimat syahadat : ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULULLAAH. Dan sesungguhnya agama nabi Muhammad adalah yg benar.

[ Sumber : Kitab Irsyadul Ibad halaman 78 (maktabah syamilah halaman 149) ].

Post a Comment

0 Comments