DONATE

Sejarah dan Perkembangan NU Care Lazisnu



Lazisnu Kota Pasuruan, JATIM - 

• 2004 (1425 Hijriah): Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) lahir dan berdiri sebagai amanat dari Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) yang ke-31, di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah. Ketua Pengurus Pusat (PP) LAZISNU yang pertama adalah Prof. Dr. H. Fathurrahman Rauf, M.A., seorang akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.

• 2005 (1426 Hijriah): secara yuridis-formal LAZISNU diakui dan dikukuhkan oleh Surat Keputusan (SK) Menteri Agama RI Nomor 65/2005.

• 2010 (1431 Hijriah): pada Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-32, di Makassar, Sulawesi Selatan, diberikan amanah kepada KH. Masyhuri Malik sebagai Ketua PP LAZISNU dan menggantikan Prof. Dr. H. Faturrahman Rauf, M.A. Kiai Masyhuri dipercaya memimpin PP LAZISNU untuk masa kepengurusan 2010-2015. Hal itu telah diperkuat oleh SK Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) No.14/A.II.04/6/2010 tentang Susunan Pengurus LAZISNU periode 2010-2015.

• 2015 (1436 Hijriah): berdasarkan Surat Keputusan Nomor 15/A.II.04/09/2015, Pengurus Pusat LAZISNU masa khidmat 2015-2020 diketuai oleh Syamsul Huda, SH.

• 2016 (1437 Hijriah): LAZISNU melakukan rebranding menjadi NU Care-LAZISNU. Pada tahun ini pula, tepatnya 26 Mei 2016, NU Care-LAZISNU mendapatkan Izin Operasional berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 255 Tahun 2016 sebagai lembaga amil zakat skala nasional (Laznas). Dan sebagai upaya meningkatkan kinerja dan meraih kepercayaan masyarakat, NU Care-LAZISNU menerapkan Sistem Manajemen ISO 9001:2015, yang dikeluarkan oleh badan sertifikasi NQA dan UKAS Management System dengan nomor sertifikat: 49224 yang telah diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2016, dengan komitmen manajemen MANTAP (Modern, Akuntabel, Transparan, Amanah, dan Profesional).

• 2017 (1438 Hijriah): menyusun dan melakukan sosialisasi Pedoman Organisasi serta meluncurkan 4 Pilar Program Kemanusiaan (Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Kebencanaan). Pada tahun ini diresmikan Gerakan Nasional Koin (Kotak Infak) NU oleh Ketua Umum PBNU masa khidmat 2010-2021 Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A. di alun-alun Sragen berdasar inisiasi dari PCNU Sragen yang diketua oleh Kiai Ma'ruf Islamuddin setelah melakukan studi banding ke PCNU Sukabumi di bawah pimpinan Alm. Ajengan Abdul Basith. Di tahun yang sama, NU Care-LAZISNU memperkuat kaderisasi amil secara nasional melalui kegiatan Madrasah Amil. Selain itu, NU Care-LAZISNU juga terus memperkuat sinergi antar-lembaga dan Banom NU dalam gerakan tanggap bencana dalam bendera NU Peduli, yang berfokus pada kegiatan kemanusiaan skala besar.

• 2018-2019 (1439-1440 Hijriah): melalui gerakan NU Peduli Kemanusiaan bersama lembaga dan Banom NU, NU Care-LAZISNU membantu anak-anak suku Asmat Papua yang terdampak penyakit Campak dan Gizi Buruk. Kemudian pada periode ini terdapat peralihan kepengurusan, yang mana pada masa transisi, NU Care-LAZISNU dipimpin oleh K.H. Sulton Fathoni, M.Si. Pada Agustus 2018 (SK PBNU Nomor 15.b/A.II.04.d/2018) NU Care-LAZISNU bergerak di bawah kepemimpinan Achmad Sudrajat, Lc., M.A. Selanjutnya, NU Care-LAZISNU melakukan penguatan dan perluasan program nasional menjadi 9 Saka (pilar) Program, dengan tajuk “Kampung Nusantara”, yang diresmikan bertepatan pada saat Rakornas ke-4  NU Care-LAZISNU tahun 2019 di Ponpes Pangeran Diponegoro, Sleman, D.I. Yogyakarta. Pada tahun 2019, NU Care-LAZISNU juga melakukan beberapa pengembangan dan penguatan program antara lain, (1) Menerbitkan Sertifikasi Profesi Amil, yang bekerja sama dengan BNSP; (2) Melakukan Audit Keuangan dan bekerja sama dengan KAP; (3) Melakukan integrasi database muzakki dan mustahiq secara nasional; (4) Mengoptimalkan penghimpunan dana ZIS secara digital melalui website crowdfunding NUcare.id; (5) Membentuk badan usaha sebagai penggerak ekonomi produktif, dengan program Warnusa (Warung Nusantara) dan Karyabel (Karya Difabel); (6) Menyiapkan Organisasi Pengelola Zakat menjadi lembaga keuangan syariah yang disupervisi oleh OJK RI; (7) Mengentaskan 0,5% dari persentase penduduk miskin di Indonesia (versi BPS), atau sekitar 140.000 jiwa, dan; (8) Mendirikan Pusdiklat Amil Zakat.

• 2020-2021 (1441-1442 Hijriah): NU Care-LAZISNU terus melakukan berbagai pengembangan dan penguatan program untuk "tinggal landas", seperti di antaranya, (1) Pengesahan Izin Operasional NU Care-LAZISNU di tingkat PW/PC/MWC dengan persentase 100%; (2) Pertumbuhan pengelolaan dana ZIS dan DSKL mencapai rasio optimis 80-100%; (3) Penguatan kaderisasi amil di 80 titik di Indonesia; (4) Melakukan Audit Keuangan dari tingkat PP dan PW secara rutin tiap tahun; (5) Melakukan pelayanan mustahiq di seluruh cabang NU Care-LAZISNU yang menjangkau 100%; (6) NU Care-LAZISNU menjadi percontohan pengelolaan zakat dunia berbasis Ormas; (7) Terlaksananya 9 Saka Program “Kampung Nusantara” di 100 titik/cabang; (8) 50% amil zakat tersertifikasi; (9) Menjadi pendukung utama pembiayaan Muktamar ke-34 NU, melalui Gerakan Koin Muktamar; (10) Memiliki 4 gedung kantor wilayah (PW) dan 10 kantor cabang (PC), yang dibangun secara mandiri; (11) Penguatan sistem digital dalam pengelolaan ZIS dan DSKL; (12) Terlibat aktif dalam pembentukan dan penanganan pandemi dalam Tim Satgas NU Peduli Covid-19.

Sampai saat ini, NU Care-LAZISNU telah memiliki jaringan pelayanan dan pengelolaan ZIS di 29 negara, di 34 provinsi atau 376 kabupaten/kota di Indonesia, dengan lebih dari 10 juta relawan. NU Care-LAZISNU sebagai lembaga filantropi akan terus berupaya untuk meningkatkan kepercayaan dari para donatur yang semua sistem pencatatan dan penyalurann
disampaikan secara akuntabel, transparan, amanah, profesional.

Post a Comment

0 Comments